
Franz Kafka : Sastrawan Jerman Abad 20
Franz Kafka adalah salah satu penulis fiksi ternama pada abad ke-20. Ia lahir dan besar di lingkungan keluarga Yahudi kelas menengah di Praha. Bahasa pertama Kafka adalah bahasa Jerman, tetapi dia fasih berbahasa Ceko. Kemudian, Kafka memperoleh pengetahuan tentang bahasa dan budaya Prancis; salah satu penulis favoritnya adalah Flaubert.
Bentuk tulisannya yang unik adalah salah satu yang paling berpengaruh dalam sastra Barat. Kisah-kisahnya termasuk The Metamorphosis (1912) dan The Penal Colony (1914), sementara novel-novelnya adalah The Trial (1925), dan The Castle (1926).
Kafka memulai pendidikannya di jurusan Kimia di Universitas Charles-Ferdinand di Praha, tetapi setelah dua minggu dia pindah ke jurusan hukum. Perpindahan ini memberi peluang bagi Kafka untuk mengambil kelas dalam studi Jerman dan sejarah seni. Di universitas, ia bergabung dengan klub mahasiswa, bernama Lese-und Redehalle der Deutschen Studenten, yang menyelenggarakan acara sastra, seni dan kegiatan lainnya.
Pada akhir tahun pertama studinya, bertemu Max Brod, dan menjadi teman dekat dalam hidupnya, bersama dengan wartawan Felix Weltsch, yang juga belajar hukum. Kafka memperoleh gelar Doctor of Law pada 18 Juni 1906 dan melakukan satu tahun wajib dari layanan yang tidak dibayar untuk pengadilan perdata dan pidana. Pekerjaan ini menuntut Kafka untuk mencurahkan tenaga dan waktunya dan membuatnya tidak bisa mengabdikan dirinya untuk menulis.
Pada tahun 1908, Kafka berpindah kerja ke sebuah Institsi Asuransi untuk Kerajaan Bohemia. Di sana ia bertahan sampai dengan tahun 1917 dan menjadi tangan kanan bosnya karena dianggap sebagai orang yang tak kenal lelah dan dihargai oleh teman kerjanya.
Kafka sendiri dikenal sebagai orang yang cerdas dan humoris. Namun, kehidupan ganda antara pekerjaan rutin dipagi hari dan menulis dimalam hari dianggapnya sebagai sebuah penyiksaan terhadap dirinya dan hubungan pribadinya dengan wanita. Secara tak langsung, ini juga menggangu kesehatannya. Pada tahun 1917, dia memutuskan untuk berhenti karena didiagnosis terkena tuberculosis dan harus menghabiskan harinya di sanatorium.
Pada tahun 1923, Kafka pindah ke Berlin, mengabdikan dirinya untuk menulis. Dalam perjalanan ke pantai di Baltic, dia bertemu dengan Dora Dymant, seorang wanita muda yahudi. Kafka jatuh hati dan memutuskan untuk mengajak Dora tinggal di Berlin hingga kesehatan Kafka memburuk pada musim panas 1924. Dalam kondisi tersebut, Kafka memutuskan untuk pindah terakhir kalinya ke Praha, dan meninggal akibat Tuberculosis di sebuah klinik di dekat Vienna.
Dengan latar belakang pendidikannya, Kafka, menjadi intelektual Yahudi Jerman dan sastrawan di Praha. Meskipun selama dia hidup, tulisannya tidak terlalu mendapat perhatian yang besar. Namun, pertemanannya dengan Max Brod dapat dikatakan sebagai pertemanan yang menyelamatkan nama Kafka. Max Brod menjadi kurator sastra Kafka, ia muncul sebagai promotor, penyelamat, dan satu-satunya orang yang menyusun secara kronologis tulisan Kafka. Dia juga orang yang menulis biografi paling berpengaruh tentang Kafka. Dalam sebuah suratnya, Kafka menulis kepada temannya dan Max Brod:
“Untuk Max, permintaan terakhir saya: Segala yang saya tinggalkan di belakang saya … di dalam buku harian, manuskrip, surat (saya dan orang lain), sketsa , dan seterusnya, harus dibakar belum dibaca. “
Namun, Brod mengesampingkan keinginan Kafka, dan meyakini bahwa Kafka tahu dia tidak akan menghormati keinginannya. Max Brod kemudian mempublikasikan tulisan Kafka secara posthumous. Karya-karya Kafka mulai mendapat perhatian di Prancis dan negara-negara berbahasa Inggris. Pasca 1945 Kafka mulai dikenal di Jerman dan Austria. Dan sejak itu mempengaruhi sastra Jerman. Pada 1960-an pengaruh ini menjadi global dan meluas bahkan ke kehidupan intelektual, sastra, dan politik tempat kelahiran Kafka.
Baca Juga Gustave Flaubert :Tokoh Utama Realisme Sastra Prancis
Berikut Video dari Franz Kafka